China Masih Jadi Pemberat! Minyak Mulai Koreksi Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah melemah pada pembukaan perdagangan Kamis (10/8/2023) setelah kenaikan dua hari beruntun karena perpanjangan pemotongan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia.

Read More

Harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,18% di posisi US$84,25 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent yang turun 0,18% ke posisi US$87,39 per barel.


Sementara pada perdagangan Rabu (9/8/2023), minyak WTI di tutup melesat 1,78% ke posisi US$84,4 per barel, begitu juga minyak brent terbang 1,60% ke posisi US$87,55 per barel.

Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada hari Kamis setelah mencapai kenaikan tertinggi baru di sesi sebelumnya karena kekhawatiran tentang ekonomi China mengimbangi dampak positif dari penurunan tajam stok bahan bakar Amerika Serikat (AS) dan pengurangan produksi Arab Saudi dan Rusia.

Data Cina pada hari Selasa menunjukkan impor minyak mentah pada bulan Juli turun 18,8% dari bulan sebelumnya ke tingkat harian terendah sejak Januari.

Sektor konsumen China juga jatuh ke dalam deflasi dan harga factory-gate memperpanjang penurunan pada bulan Juli, karena ekonomi terbesar kedua di dunia itu berjuang untuk menghidupkan kembali permintaan.

Namun, harga didukung oleh data pemerintah pada hari Rabu yang menunjukkan bahwa stok bensin AS turun 2,7 juta barel pada pekan lalu, sementara persediaan sulingan, termasuk solar dan minyak pemanas turun 1,7 juta barel.

Kenaikan harga minyak juga ditopang oleh rencana pengekspor utama Arab Saudi untuk memperpanjang pemotongan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari untuk satu bulan lagi termasuk bulan September. Begitu juga dengan Rusia, mengatakan akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September mendatang.

Investor juga menunggu Indeks Harga Konsumen (CPI) AS periode Juli, yang akan dirilis pada hari Kamis, yang diperkirakan akan menunjukkan sedikit percepatan dari tahun ke tahun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Minyak Dapat Kabar Baik dari AS, Namun Ada Halangan di China

(saw/saw)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts