Cerna Laporan Keuangan Negara Barat, Bursa Timur Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak beragam dalam pembukaan pasar Kamis (20/4/2023). Ini seiring investor mencerna laporan kinerja keuangan sejumlah perusahaan AS (Wall Street).

Read More

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,14%, Topix Jepang terangkat tipis 0,08 poin Hang Seng Hong Kong menguat 0,35%, Straits Times Index Singapura terapresiasi 0,13%.

Sementara, Shanghai Composite turun 0,35%, Kospi Korea Selatan melorot 0,48%, NIFTY 50 India terdepresiasi 0,23%. Adapun, indeks ASX 200 Australia menguat 0,07% pagi ini. Pasar saham Indonesia sendiri libur menjelang Idul Fitri.

Semalam, tiga indeks utama Wall Street berakhir beragam dan mayoritas berada di zona merah pada perdagangan Rabu (19/4) waktu New York di tengah penantian investor pada musim rilis laporan keuangan yang masih berlanjut.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup terkoreksi 0,23% ke posisi 323.897,01, sementara S&P 500 turun tipis 0,01% ke 4.154,52, dan Nasdaq Composite menguat tipis 0,03% menjadi 12.157,23.

Ada banyak perusahaan yang melaporkan kinerja keuangannya melampaui perkiraan analis. Selain itu, turunnya kinerja dari perusahaan-perusahaan besar juga membuat investor gelisah apalagi dengan The Fed yang tengah bersiap untuk menaikkan suku bunga lagi dalam beberapa minggu dan kekhawatiran resesi berputar-putar.

“Sejauh ini pasar benar-benar kacau di musim pendapatan ini,” kata Sandi Bragar, chief client officer Aspiriant yang dikutip CNBC International.

“Kami khawatir tentang menyusutnya laba perusahaan serta pendapatan mereka yang semakin rendah, dan itu mulai terjadi di perusahaan yang telah melaporkan sejauh ini, tetapi pasar belum benar-benar bereaksi terlalu banyak terhadap hal itu.” tambahnya.

Misalnya saja Netflix, raksasa streaming itu terpantau mencatatkan kinerja mengecewakan di mana sahamnya terpantau turun 3,2%. Pada kuartal terakhirnya, Netflix mengalahkan ekspektasi analis pada laba per saham. Perusahaan juga menambahkan lebih banyak pelanggan dari yang diharapkan, tetapi jauh dari perkiraan pendapatan.

Penghasilan dari lembaga bank besar dibungkus dengan Morgan Stanley naik 0,7%. Terlepas dari hasil yang kuat, saham awalnya diperdagangkan turun karena margin untuk perbankan investasi, bisnis manajemen kekayaan dan asetnya lebih lemah dari yang diharapkan, menurut analis Wells Fargo Mike Mayo.

Normalisasi tarif pajak bank akan menunjukkan pendapatan kuartal yang lebih lemah dari perkiraan.

Investor telah memantau industri dengan cermat setelah kegagalan bank bulan lalu memicu kekhawatiran bahwa penularan akan menyebar.

Arah suku bunga masih saja menjadi momok mengerikan bagi para investor. Berbagai data dari ekonomi AS turut diperhatikan untuk memberikan sinyak ke mana suku bunga akan berlabuh.

Beberapa waktu lalu, gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan meski bank sentral sudah agresif menaikkan suku bunga, tetapi masih belum membuat banyak progres membawa inflasi kembali ke target 2% dan perlu untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi.

Selain itu, Presiden The Fed wilayah Atlanta, Raphael Bostic mengatakan kebaikan suku bunga 25 basis poin sekali lagi akan membuat The Fed mencapai terminal rate dengan lebih yakin mampu menurunkan inflasi ke target.

Untuk diketahui, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 475 bps dalam setahun terakhir menjadi 4,75-5,0%. Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan suku bunga akan digelar pada awal Mei mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kode Dari Investor Asing, Ini Saham Diborong Saat IHSG Jeblok

(trp/trp)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts