Jakarta, CNBC Indonesia – Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar kedua yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (9/1/2023), di mana pada hari ini merupakan periode cum date dividen interim di pasar reguler dan negosiasi.
Per pukul 09:58 WIB, saham BBRI melemah 0,22% ke posisi harga Rp 4.610/unit. Bahkan pada pagi hari ini, saham BBRI juga menjadi yang teraktif berdasarkan nilai transaksinya, yakni mencapai Rp 215,3 miliar.
Koreksi saham BBRI terjadi di tengah masih berlangsungnya periode pembagian dividen interim untuk tahun buku 2022. Adapun pada hari ini merupakan cum date dividen interim BBRI di pasar reguler dan pasar negosiasi.
Sedangkan cum date di pasar tunai akan berlangsung pada 11 Januari mendatang. Selanjutnya, ex date di pasar reguler dan tunai akan digelar pada esok hari dan ex date di pasar tunai akan berlangsung pada 12 Januari 2023.
Adapun untuk recording date akan berlangsung pada 11 Januari 2023 dan tanggal pembayaran dividen akan digelar pada 27 Januari 2023.
Sebelumnya, BBRI membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per lembar saham. Adapun Rp 4,59 triliun di antaranya akan masuk ke kas negara dan sisanya dibagikan kepada investor publik.
Menurut Direktur Keuangan BRI, Viviana, sumber pertumbuhan baru yang terus diciptakan BRI saat ini, BRI memiliki potensi untuk terus memberikan dividen yang optimal bagi pemegang saham. Hal ini dimulai dengan menetapkan 85% dividen payout ratio di tahun 2022 atas laba 2021.
Komitmen tersebut diimbangi dengan kinerja bisnis BRI yang terus melaju pesat. Dapat dilihat, BRI mampu meraih laba bersih Rp 39,31 triliun atau tumbuh 106,14% (year-on-year/YoY) pada akhir September 2022.
Kinerja BRI yang cemerlang, lanjutnya, juga terlihat dari total pembiayaan BRI Group tercatat mencapai Rp 1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% yoy. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp 852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp.935,86 triliun di akhir September 2022.
Hal tersebut menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%.
“Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,51% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,14%,” pungkasnya.
Dari orderbook-nya, tercatat sudah ada 466.220 lot transaksi saham BBRI hingga pukul 09:58 WIB. Dari order bid atau beli, terdapat 110.444 lot antrian di harga Rp 4.600/saham. Sedangkan di order offer atau jual, ada 24.592 lot antrian di harga Rp 4.610/saham.
Sanggahan: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan CNBC Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Dilego Asing Hingga Rp 121 M, Saham BBRI Ambles 1%
(chd/chd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com