Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah berupaya mencari investor baru untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) karena dua bank himbara PT Bank Negara Indonesia (Persero ) Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mendivestasikan saham mereka di bank syariah tersebut.
Wakil Menteri BUMN II Rosan Roeslani mengungkapkan, Investor baru tersebut nantinya akan masuk setelah pemegang saham BNI dan BRI melakukan divestasi sahamnya di BSI. Pencarian investor baru tersebut juga merupakan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kita (investor strategis) open kok ya justru ini arahan dari OJK untuk kita melihat opsi juga dengan strategic investor,” ujarnya saat ditemui di DPR RI Jakarta, Kamia (14/9).
Rosan melanjutkan, rencananya pada awal Oktober 2023 nanti BSI akan kembali terbang ke Timur Tengah untuk bertemu dengan calon investor baru. BSI akan melakukan roadshow di beberapa kota seperti Dubai dan Abu Dhabi untuk bertemu investor potensial.
“Ketemu dengan beberapa potensial investor juga Abu Dhabi, dubai, karena sesuai dengan arahan OJK,” tegasnya.
Namun sayangnya, pihaknya belum dapat membeberkan terkait calon investor yang akan dibidik. Namun investor tersebut akan berasal dari bank ataupun lembaga keuangan lainnya.
Sebagai informasi, saat ini BRI menggenggam kepemilikan saham di BSI sebanyak 15,38%, sedangkan BNI tercatat mengempit saham BSI sebanyak 23,24% saham. “Kurang lebih investor baru ini akan masuk 20%,” imbuhnya.
“Sedang kita liat range-nya, kita benchmarking juga dengan di Indonesia, kita lihat yang paling maksimal ya. Kelihatannya sih lebih ke awal tahun depan,” pungkasnya.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (14/9/2023, saham BRIS ditutup naik 0,3% ke level Rp 1.660. Saham bank hasil penggabungan tiga anak usaha BUMN ini diperdagangkan pada rentang Rp 1.645 hingga Rp 1.670.
Saham BSI yang beredar sebanyak 16,81 juta dengan kapitalisasi pasar Rp 76,57 triliun.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Sistem Sudah Pulih Cepat, Saham BSI Langsung Loncat 3%
(mkh/mkh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com