Jakarta, CNBC Indonesia– PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) mendukung penyerapan tenaga kerja melalui pemberdayaan UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro. Dalam hal ini BRI membentuk Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Seperti diketahui, penyerapan tenaga kerja di Indonesia ditopang oleh UMKM. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukan bahwa sebanyak UMKM menyerap menyerap kurang lebih 119,6 juta tenaga kerja atau 96,92% dari total angkatan kerja di Indonesia.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Holding Ultra Mikro akan mampu “menyapu” pelaku usaha ultra mikro melalui konsep pemberdayaan holistik yang disiapkan perseroan. Dia menyebut customer base BRI setelah Holding Ultra Mikro mampu melejit hingga mencapai 33 juta dan akan terus diberdayakan agar “Naik Kelas”.
“Mereka kita sapu semua dengan konsep pemberdayaan yang framework-nya itu sudah baku di BRI. Kemudian kita literasi dengan literasi sentuhan, literasi bisnis sedikit saja, maka kapabilitas dan kapasitasnya akan naik luar biasa. Kalau sudah naik, mereka berpotensi menyerap tenaga kerja lebih besar lagi,” ungkap Supari dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Supari juga menjelaskan bahwa BRI telah melakukan perubahan business model dalam mendukung strategi go smaller, go faster, go shorter.
“Sekarang model bisnisnya sudah berubah. Kalau dulu kita heavy di pembiayaan, sekarang pembiayaan kita jadikan bagian dari pemberdayaan, sehingga yang di depan adalah pemberdayaan,” lanjutnya.
“Pemberdayaan Ultra Mikro yang juga melalui pembiayaan akan berpotensi meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan kesejahteraan serta menanggulangi kemiskinan,” tambahnya.
Di samping itu, penyaluran KUR oleh BRI berhasil meningkatkan jumlah lapangan kerja di Indonesia. Berdasarkan riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) setiap nasabah penerima KUR rata-rata mempekerjakan 3 orang.
Dengan jumlah nasabah KUR BRI yang mencapai 10,7 juta, kata Supari, maka KUR BRI diperkirakan dapat menyerap 32,1 juta total lapangan pekerjaan di Indonesia.
Pada tahap lanjutan, Supari menyebut bahwa pemberdayaan ini mampu meningkatkan kapabilitas bisnis pelaku usaha ultra mikro dan mikro. Dia optimis, usai mendapatkan pendampingan, produk UMKM dapat menjadi solusi untuk meredam barang impor serta menjadi komoditas ekspor Indonesia.
Dia menegaskan, semangat ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan proporsi UMKM dalam komposisi ekspor Indonesia menjadi 17% pada 2024.
“Belum lagi nanti di level yang atas, sebenarnya mereka juga bisa untuk mengurangi ketergantungan kita dengan impor barang-barang dari luar negeri kalau mereka bisa memproduksi sendiri,” pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Tantangan UMKM Naik Kelas Makin Besar, BRI Beri Dukungan Ini
(dpu/dpu)
Sumber: www.cnbcindonesia.com