gep-indonesia.org

Bitcoin Cs Terus Tergelincir, Masih Ada Potensi Rebound?

Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas harga aset kripto utama terpantau terkoreksi sepanjang pekan ini di tengah kabut gelap yang belum sepenuhnya beranjak dari pasar keuangan. Koreksi terjadi di tengah mulai melandainya inflasi Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2022.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 10:30 WIB, Bitcoin terkoreksi 21,34% sepekan terakhir ke posisi harga US$ 16.848,08/koin atau setara dengan Rp 260.976.759,2/koin (asumsi kurs Rp 15.490/US$). Sedangkan untuk Ethereum melejit 2,91% dibandingkan hari sebelumnya, namun terkoreksi 23,41% ke posisi US$ 1.263,02/koin atau Rp 19.564.179,8/koin.

Berikut pergerakan kripto utama non-stablecoin pada hari ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT












Cryptocurrency

Dalam Dolar AS (US$)

Dalam Rupiah (Rp)

Perubahan Harian (%)

Perubahan 7 Hari (%)

Bitcoin (BTC)

16.848,08

260.976.759,2

-0,65

-21,34

Etheriun (ETH)

1.263,02

19.564.179,8

2,91

-23,41

Tether (USDT)

0,99

15.335,1

0,1

-0,19

BNB (bnb)

284,81

4.411.706,9

-1,62

-20,07

USD Coin (USDC)

1

15.490

0,04

0,06

Binance USD (BUSD)

1

15.490

-0,06

0,13

XRP (XRP)

0,37

5.731,3

-1,1

-24,62

Cardano (ADA)

0,34

5.266,6

-3,35

-19,55

Dogecoin (DOGE)

0,08

1.239,2

-1,62

-33,48

Polygon (MATIC)

1,01

15.644,9

-3,59

-16,84

Sumber: Coinmarketcap

Sebagai catatan, saat ini investor memang cenderung memasang mode wait and see. Meskipun data inflasi sudah mulai melandai, investor perlu melihat bagaimana kebijakan suku bunga ke depannya dan berbagai data indikator ekonomi lainnya.

Pergerakan Bitcoin, cryptocurrency terbesar, yang telah menapaki US$ 16.800 minggu ini. Meski demikian prospek ke depan masih sangat bergantung pada wangsit The Fed minggu depan tentang rencananya untuk bulan Desember.

Diketahui, Bitcoin sempat ambles hingga menyentuh kisaran US$ 16.000, level terendahnya sejak Juli 2022 dan Juli 2021 silam.

Padahal, tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS hanya naik 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sedangkan inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% (year-on-year/yoy). Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% (mtm) dan 6,3% (yoy).

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

“Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar,” kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.

“Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik,” tambah Courtney.

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp), lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 bp.

Meski investor cenderung optimis, tetapi mereka masih menimbang dampak dari krisis yang terjadi di bursa kripto FTX.

FTX dan pemiliknya yakni Sam Bankman-Fried sedang jadi bahan perbincangan. Ini terkait efek domino dari berbagai masalah yang dialami FTX dalam beberapa waktu terakhir.

Keuangan FTX dilaporkan memburuk dan berdampak pada penarikan US$ 6 miliar selama tiga hari terakhir. Tekanan yang dialami perusahaan sebagian besar datang dari rivalnya Changpeng Zhao, CEO Binance, yang mengatakan pihaknya akan melikuidasi kepemilikan atas token saingannya itu akibat adanya informasi terbaru.

Kasus FTX dan Alameda Research muncul setelah adanya laporan dari peneliti kripto Dirty Bubble Media, di mana mereka menuduh perusahaan Sam Bankman Fried lainnya yang bernama Alameda Research mengalami kebangkrutan. Alameda menaruh sebagian besar asetnya di FTT.

“Sepertinya Sam Bankman-Field menemukan cara untuk meretas sistem keuangan, mencetak miliar dolar dari udara tipis di mana ia dapat meminjam sejumlah besar dari rekanan yang tidak dikenal,” tulis Dirty Bubble Media.

Beberapa hari kemudian CEO Binance, Changpeng Zhao atau biasa disebut CZ melalui akun Twitter pribadinya mengumumkan Binance akan menjual US$2 miliar token kripto FTT yang dimiliki dengan alasan “karena pengungkapan baru-baru ini yang terungkap”.

Hal ini mendorong investor kripto mencoba mencairkan dananya di bursa kripto FTX namun mengeluh kesulitan melakukannya, bahkan perusahaan berhenti memproses permintaan pencairan dana pelanggan pada Selasa lalu. Perusahaan pun disebut mengalami krisis uang tunai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Artikel Selanjutnya


Kolapsnya Pasar Kripto yang Rupanya Cukup Sistemik

(aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version