Jakarta, CNBC Indonesia – Meski masih bermain di sektor ritel, Anak usaha Erajaya PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) membidik penjualan digital sebagai saluran distribusi produknya, meski porsinya saat ini masih sedikit.
Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Djohan Sutanto mengatakan, salah satu fokus utama penjualan ERAL kini dikerahkan melalui saluran e-commerce.
“Kita tahu Indonesia ini luas, banyak pelanggan yang belum bisa dijangkau di seluruh pelosok indonesia. Jadi kita juga bekerja sama memanfaatkan platform e-commerce termasuk platform kita sendiri yaitu eraspace.com untuk turut mengembangkan bisnis online kita,” ujar Djohan kepada wartawan di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa,, (8/8/2023).
Seperti diketahui, hingga saat ini, ERAL mereupakann distibutor sejumlah segmen produk di segmen ekosistem aksesoris gawai. Misalnya,Apple, Huawei, JBL, Microsoft, Playstation, Samsung, Xiaomi, dan sebagainya.
Selain itu, ERAL juga bermain di sektor Internet of Things (IoT) dengan mendistribusikan merek seperti DJI, Garmin, GoPro, Marshall, Segway dan sebagainya. Ada pula merek di bidang olahraga seperti ASICS dan Urban Adventure.
Meski telah menggaet banyak merek ternama, Djohan megaku pihaknya belum puas dengan performa tersebut. Ia pun yakin bahwa potensi industri ritel masih besar.
“Memang karena produknya sangat beragam, kita maunya rata-rata kontribusinya di atas 10%,” kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya mengaku bahwa ke depan akan menambah kerja sama dengan beberapa brand baru dan juga menambah jumlah gerainya. Adapun ekspansi tersebut akan didanai sebagian oleh dana Initial Public Offering (IPO).
“Kita targetkan dua kali dari yang kita punya saat ini. saat ini kita sudah punya 80 toko sampai pertengahan tahun. Mudah-mudahan dibanding tahun lalu bisa tumbuh dua kali,” jelasnya.
Diketahui, ERAL melaksanakan IPO pada hari ini, Selasa, (8/8/2023). ERAL mengawali perdagangan perdana dengan harga Rp434 per lembar saham, naik 11,28%.
Dari dana IPO yang diperoleh, sekitar 37% akan digunakan untuk ekspansi bisnis eksisting. Kemudian sekitar 13,75% akan digunakan untuk untuk mendukung ekspansi bisnis baru. Selebihnya sebesar 49,25% digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja Perseroan.
[Gambas:Video CNBC]
(mkh/mkh)
Sumber: www.cnbcindonesia.com