BI Bantu Pemerintah, Jaga RI Agar Utang Tak Membengkak!

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) akan turut berupaya untuk menjaga stabilitas pasar keuangan, khususnya obligasi. Hal ini penting agar pemerintah tidak terbebani ketika menerbitkan surat utang.

Read More

Demikianlah disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (23/11/2022).

“BI memiliki beberapa dukungan untuk fiskal termasuk bagaimana sama-sama menjaga supaya kenaikan yield dari SBN itu tidak terlalu berlebihan sehingga biaya fiskalnya rendah,” jelasnya.

Pada pekan lalu, Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun mengalami penguatan signifikan, imbas hasil alias yield turun sebesar 15,7 basis poin menjadi 7,045%.

Seiring dengan masih tingginya ketidakpastian global dengan kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang berlanjut di tahun depan, yield SBN diperkirakan tetap tertekan. Pemerintah dan DPR memperkirakan yield SBN mencapai 7,9%.

“Semoga asumsi dalam APBN 7,9% SBN yang 10 tahun rata-rata itu bisa lebih rendah dari itu,” kata Perry.

BI mengumumkan operasi khusus untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Operasi tersebut bernama ‘Twist Operation’. Tidak hanya triple intervention, BI melakukan operation twist dengan menjual SBN tenor pendek dan membeli di tenor panjang.

Dengan operasi ini, BI akan mendorong daya tarik SBN tenor panjang dengan harapan investor kembali masuk dan nilai tukar lebih stabil. Tanpa hal tersebut, menurut Perry, yield SBN bisa di atas 8%.

“Kami bisa melakukan pembelian SBN jangka panjang sehingga kenaikan yield-nya itu tidak terlalu berlebihan,” paparnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ramai Investor Asing Tinggalkan Pasar Obligasi,Apa Dampaknya?

(mij/mij)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts