Begini Rencana Ekspansi Bumi Resources (BUMI)

Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten tambang batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) merencanakan berbagai aksi ekspansi di masa depan. Salah satu agenda utama perusahaan adalah untuk berekspansi ke industri hilir batu bara, guna mendukung target dekarbonisasi Indonesia dan sebagai bagian dari persyaratan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUPK).

Read More

“Perusahaan sedang menjajaki produksi batu bara menjadi amonia dan juga menjalin kemitraan dengan investor strategis. Manajemen menunjuk tingginya biaya sebagai salah satu tantangan utama,” ujar CLSA Sekuritas Indonesia dalam keterangannya, dikutip Rabu (13/9/2023).

Selain itu, BUMI juga berencana melakukan diversifikasi ke industri mineral, dan anak perusahaannya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terlibat dalam pertambangan emas dan mineral lainnya.

BUMI pun menyatakan saat ini juga sedang menjajaki energi terbarukan, dan melihat adanya potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya atap.

Selain itu, hingga akhir tahun perseroan optimis terhadap prospek industri batu bara di semester II-2023, terutama setelah melihat tingginya permintaan dari importir batubara utama, Tiongkok dan India. Terlebih, semester II-2023 secara musiman baik bagi industri batubara, dengan permintaan yang meningkat seiring dengan mendekatnya musim dingin.

BUMI pun mempertahankan target produksinya untuk tahun ini, namun menurunkan panduan harga rata-rata batubara menjadi US$ 80-90 per ton (dari US$ 95-105 per ton) dan biaya menjadi US$ 55-60 per ton (dari US$ 60-62 per ton), mengingat kenaikan harga minyak saat ini masih di bawah ekspektasi.

Berdasarkan laporan CLSA Sekuritas Indonesia, manajemen BUMI juga berpandangan positif terhadap revisi kedua peraturan harga acuan batubara (HBA) yang dilakukan pemerintah pada bulan Agustus 2023, karena manajemen yakin bahwa revisi tersebut akan lebih mencerminkan harga pasar sebenarnya. Perusahaan memperkirakan tarif royalti akan normal dari 32% di semester I-2023 menjadi 28% di sisa tahun ini.

Untuk diketahui, BUMI mengoperasikan dua tambang batubara utama di Kalimantan Timur, Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin. Akhir tahun lalu, BUMI melakukan privat placement senilai US$1,6 miliar dan masuknya Salim Group (melalui Mach Energy Limited), yang memungkinkan perseroan untuk mengatasi posisi utangnya yang tinggi dan fokus pada bisnis utama batubara.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Mantap! BUMI Punya Ambisi Perluas Bisnis Non Batu Bara

(dpu/dpu)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts