Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa utama Amerika Serikat (AS), Wall Street membuka perdagangan hari ini Rabu (6/9/2023) dengan melemah. Indeks Dow Jones melemah 0,29% ke 34.540,56 sementara indeks Nasdaq turun 0,2% ke 13.989,94. Indeks S&P 500 ambruk 0,33% ke 4.481,26.
Melemahnya bursa Wall Street memperpanjang tren negatif mereka. Pada perdagangan Selasa (5/9/2023), indeks Dow Jones juga ambruk 0,56%, indeks Nasdaq melemah 0,08% sementara indeks S&P jatuh 0,42%.
Bursa Wall Street masih dibayangi oleh lonjakan harga minyak mentah dunia.
Harga minyak brent ditutup di posisi US$ 90,04 per barel kemarin, Selasa (5/9/2023). Harganya terbang 1,2%. Ini adalah kali pertama minyak brent menyentuh level US$ 90 per barel sejak 16 November 2022 atau hampir 10 bulan terakhir.
Harga minyak melonjak setelah Arab Saudi memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 1 juta barel per day (bpd) secara sukarela hingga akhir tahun ini. Pemangkasan tersebut akan mengurangi produksi minyak hingga 9 juta bpd pada Oktober, November, dan Desember.
Rusia juga akan memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 300.000 hingga Desember 2023.
Harga minyak melonjak Lonjakan harga minyak akan berimplikasi kepada banyak hal. Lonjakan harga minyak dikhawatirkan akan melambungkan kembali inflasi sehingga harapan melihat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melunak semakin menjauh.
Hal tersebut bisa semakin menekan ekonomi AS yang tengah berjuang dari dampak suku bunga tinggi.
“The Fed mungkin tidak menaikkan suku bunga bulan ini tetapi ruang menaikkan suku bunga masih terbuka ke depan dengan kondisi seperti ini,” tutur Mohamed El-Erian, analis dari Allianz, dikutip dari CNBC International.
AS hari ini merilis data ekspor dan impor. Ekspor AS naik menjadi US$ 251,6 miliar pada Agustus 2023 dibandingkan US$ 247,5 miliar.
Sementara itu, impor naik menjadi US$ 316,7 miliar pada Agustus 2023, dari US$ 313 miliar pada Juli.
Kenaikan impor ini menunjukkan jika permintaan AS dari dan untuk keluar negeri membaik sehingga ekonomi masih panas sehingga inflasi bisa menguat.
Ambruknya bursa di awal perdagangan hari ini membuat bayang-bayang cruel September terulang. Kinerja bursa saham AS biasnya akan jeblok pada September hingga bulan tersebut dijuluki Cruel September bagi perdagangan saham.
Data menunjukkan indeks S&P 500 rata-rata tuun 0,54% pada Agustus sejak 1950. Nilai tersebut adalah yang terendah dalam 12 bulan. Selama 20 tahun lebih, rata-rata bursa saham AS turun 0,6%. Secara historis, setelah 1945, indeks S&P 500 terus mencatatkan return negatif tetapi dalam beberapa tahun terakhir, return S&P 500 di September mulai positif.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Wall Street “Terbakar”, Netflix-J&J Biang Keroknya
(mae/mae)
Sumber: www.cnbcindonesia.com