Awal Pekan Sudah Kena PHP, IHSG Sesi I Ditutup Ambles 0,34%

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada penutupan perdagangan sesi Senin (21/11/2022), para pelaku pasar tengah fokus dengan sinyal-sinyal kenaikan suku bunga The Fed untuk Desember medatang.

Read More

IHSG dibukanaik tipis 0,04% ke posisi 7.084,24 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 0,34% atau 24,38 poin, ke 7.057,8 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 5,29 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliar saham yang berpindah tangan 721 kali.

Melihat pergerakan perdagangan, 2 menit setelah perdagangan dibuka IHSG masih menguat tipis 0,07% di 7.087,31. Menjelang pukul 10:00 WIB IHSG sudah berbalik arah, melemah 0,13% ke 7.073,01. Pukul 11:00 WIB indeks turun 0,19% ke 7.068,7 dan konsisten berada di zona koreksi hingga penutupan perdagangan sesi I.

Level tertinggi berada di 7.107,32 sekitar pukul 09:30 WIB, sementara level terendah berada di 7.052,78 sesaat sebelum penutupan perdagangan. Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami kenaikan.

Statistik perdagangan mencatat ada 275 saham yang naik dan 234 saham yang mengalami penurunan, serta sisanya sebanyak 187 saham stagnan.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 262 miliar. Sedangkan saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 209,3 miliar dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) di posisi ketiga sebesar Rp 167,2 miliar.

Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup sumringah pada perdagangan akhir pekan lalu. Para pelaku pasar tengah mencerna data ekonomi terbaru dan mengabaikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve (Fed) tentang kenaikan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 199,37 poin atau 0,59%, pada 33.745,69. Indeks S&P 500 bertambah 18,78 poin atau 0,48%, menjadi 3.965,34. Indeks Komposit Nasdaq naik tipis 1,10 poin atau 0,01%, ke posisi 11.146,06.

Wall Street yang ditutup sumringah pada perdagangan Jumat pekan lalu nyatanya tak mampu membuka peluang penguatan IHSG pada hari ini.

Para pelakupasar saham siap memasuki musim window dressing jelang akhir tahun 2022. Window dressing merupakan istilah yang digunakan oleh investor, dimana ada dugaan emiten ataupun manajer investasi memoles kinerja pada akhir tahun.

Di sisi lain, suku bunga masih menjadi perhatian utama pelaku pasar. Menjelang keputusan kebijakan The Fed pada 14 Desember mendatang pelaku pasar tentunya menunggu, mengamati, hingga mencerna berbagai pernyataan pejabat The Fed berkaitan dengan sinyal kenaikan suku bunga.

Beberapa waktu lalu, pejabat The Fed mengisyaratkan kenaikan siklus terbaru untuk memperlambat inflasi masih tidak terkontrol. Sejak Kamis pekan lalu, Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard mengatakan dalam pidatonya Kamis bahwa “tingkat kebijakan belum berada di zona yang dapat dianggap cukup membatasi (tingginya inflasi).”

Sementara The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan Indeks Ekonomi Utama AS turun selama delapan bulan berturut-turut pada Oktober, “menunjukkan ekonomi mungkin dalam resesi.”

Pemimpin The Fed Boston Susan Collins juga mengatakan bahwa dengan sedikit bukti tekanan harga berkurang, The Fed mungkin perlu memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi ketika berupaya mengendalikan inflasi.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga naik 50 basis poin (bps) menjadi 4,25% – 4,5% pada Desember kini sebesar 75,8%, sementara naik 25 bps menjadi 4,5 – 4,75% sebesar 24,2%.

Sementara itu, agenda perhelatan akbar 4 tahunan sepak bola Piala Dunia 2022 akan dimulai kemarin, Minggu (20/11/2022). Untuk diketahui, Keriuhan dan hype yang biasa bergema sebelum Piala Dunia seperti lenyap tahun ini.

Ada sejumlah alasan mengapa Piala Dunia 2022 Qatar tidak seramai pada tahun-tahun sebelumnya.Waktu penyelenggaraan yang tak biasa, isu hak asasi manusia (HAM), banyaknya kontroversi terkait tuan rumah, hingga banyaknya platform yang menyediakan siaran Piala Dunia menjadi alasan mengapa Piala Dunia tahun ini seperti lebih sepi.

Di luar itu semua, perhelatan Piala Dunia juga berdampak pada pasar saham. Financial Review yang mengutip hasil riset dari Monash University menyebutkan pasar saham akan mengalami penurunan likuiditas dan peningkatan volatilitas.

Hasil riset tersebut menunjukkan volume transaksi akan naik sebesar 22% sebelum kick-off, kemudian menurun 29% selama pertandingan. Hal itu disebabkan investor yang cenderung menempatkan order sebelum kick-off agar bisa lebih fokus menonton pertandingan.

Perilaku investor tersebut, berdasarkan hasil riset membuat volatilitas meningkat 18% sebelum pertandingan, dan langsung turun 23% selama pertandingan.

Indonesia tidak lolos dalam perhelatan Piala Dunia 2022. Tetapi ada Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya, yang memiliki kapitalisasi pasar besar.

Jika melihat hasil studi tersebut, tentunya pergerakan bursa sahamnya akan terpengaruh. Amerika Serikat akan bertanding melawan Wales pada 22 November mendatang, Wall Street bisa jadi akan merespon hasil duel kedua negara.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street tentunya bisa memberikan dampak ke pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

(aum/aum)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts