Jakarta, CNBC Indonesia – Per pukul 12:00 WIB, setidaknya ada tiga saham yang merosot dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB), pada perdagangan sesi I Rabu (9/8/2023).
Berikut saham-saham yang sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Arviana Sinar Abadi | IRSX | 76 | -14,60% |
Grahaprima Suksesmandiri | GTRA | 224 | -14,50% |
Paperocks Indonesia | PPRI | 102 | -14,28% |
Sumber: RTI
Emiten bidang layanan digital seperti manajemen produk perangkat lunak dan layanan cloud yakni PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi I hari ini, yakni ambruk 14,6%.
Saham IRSX sudah ditransaksikan sebanyak 15.435 kali dengan volume sebesar 213,48 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 16,36 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 380 miliar.
Selanjutnya, ada saham emiten distributor barang FMCG di wilayah Jabodetabek yakni PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA), yang ables 14,5% ke Rp 224/saham.
Saham GTRA sudah ditransaksikan sebanyak 1.208 kali dengan volume sebesar 6,38 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 1,48 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 424,34 miliar.
Sementara terakhir yakni saham emiten produsen kemasan kertas yang baru melantai di BEI pada Selasa kemarin, yakni PT Paperocks Indonesia Tbk yang ambrol 14,28% menjadi Rp 102/saham.
Saham PPRI sudah ditransaksikan sebanyak 2.295 kali dengan volume sebesar 20,94 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 2,2 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 109,65 miliar.
Diketahui, saham PPRI sudah menyentuh ARB sejak perdagangan perdananya kemarin, sehingga saham PPRI sudah menyentuh ARB selama dua hari beruntun.
PPRI merupakan emiten kemasan kertas. PPRI melepas sebanyak 275 juta saham, sehingga setidaknya perseroan berhasil memperoleh dana Rp 38,5 miliar.
Seluruh dana yang diperoleh Perseroan dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan antara lain untuk membiayai persediaan seperti persediaan papercup, paperbowl, paperbag, dan paperwrap serta biaya operasional yaitu beban penjualan dan beban umum & administrasi Perseroan.
Beberapa saham IPO 2023 terbaru ada yang berhasil mencetak auto reject atas (ARA) di debut perdananya, tetapi juga tak sedikit yang sudah mencetak ARB sejak perdagangan perdananya.
Kinerja keuangan dan kebutuhan IPO tentunya turut mempengaruhi kinerja saham IPO terbaru 2023. Banyak emiten yang melakukan IPO untuk membayar utang dan kewajiban lainnya membuat investor kurang tertarik untuk melirik saham IPO. Hal ini dinilai wajar karena investor nantinya tidak akan mendapatkan ‘cuan’ yang optimal.
Selain itu, banyak saham IPO 2023 masuk ke dalam papan akselerasi, sehingga investor menilai bahwa saham-saham tersebut masih tergolong kecil.
Apalagi dengan adanya papan pemantauan khusus, di mana saham-saham di papan akselerasi juga dapat masuk ke dalam papan ini seakan menambah ketidaktertarikan investor di saham-saham IPO.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Baru Sesi Pertama, 38 Saham Ini Sudah ARB Aja
(chd/chd)
Sumber: www.cnbcindonesia.com