Aksi Senyap Menantu Megawati Mendulang Cuan di Pasar Modal RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Belakangan sosok dengan nama panggilan Happy Hapsoro menjadi banyak perbincangan di tengah para pelaku pasar. kendati demikian, siapa sebenarnya sosok Happy Hapsoro ini? lantas apa saja yang telah dia lakukan di pasar saham Indonesia selama ini?

Read More

Namanya kian santer terdengan pasca aksi-nya dalam mencaplok beberapa saham-saham di bursa efek Indonesia. Menantu Megawati Soekarnoputri dan sosok suami ketua DPR RI ini memang bukan orang sembarangan di dunia bisnis. Sosok dengan nama asli Hapsoro Sukmonohadi ini memang memiliki darah bisnis yang mengalir dari Ayahnya Bambang Sukmonohadi pengusaha properti dan jasa forwarding.

Aksinya di pasar modal Indonesia bak pecatur yang tengah memainkan bidaknya demi mendulang cuan dari bursa saham nasional. Kemudian, melalui PT Basis Utama Prima (Basis Investment) orang dengan sebutan Happy Hapsoro ini terus melebarkan sayap bisnisnya dengan mengakuisisi emiten-emiten di berbagai sektor seperti perusahaan pengelola Properti di bali, hostel dan energi.

Sebut saja, MINA (PT Sanurhasta Mitra Tbk), melansir data RTI Analytics. Happy Hapsoro melalui PT Basis Energi Prima (Basis investment) sebagai pemegang saham mayoritas memiliki 45,71 % saham MINA pasca diakuisisi melalui pembelian di pasar nego dengan harga Rp 25 per saham pada tanggal 19 September 2022. Saat itu Basis Energi Prima (Basis Investment menggelontorkan dana hingga 75 miliar untuk mendapatkan 3 miliar saham MINA.

Sebenarnya harga tersebut memang dibawah pasar MINA saat itu yang mentok di harga Rp 50. Di sisi lain pembelian ini bisa dikatakan murah karena jika dihitung saat itu aset MINA sendiri mencapai Rp 107 miliar.

Kemudian, suami Puan Maharani itu pun tercatat dalam catatan manajemen SINI sebagai Penerima Manfaat Akhir melalui PT Basis Energi Prima (Basis Investment) dengan kepemilikan mencapai 12% saham PT Singaraja Putra Tbk setelah diambil alih lewat transaksi negosiasi pada pada 17 November 2022 dan 22 November 202.

Tak hanya itu, Happy Hapsoro melalui Basis Investment dengan perusahaan afiliasinya PT EMN berusaha mengakuisisi saham FORU (PT Furtune ndonesia Tbk) perusahaan yang bergerak di bidang penjualan jasa komunikasi pemasaran meliputi jasa periklanan, humas, travel (travel marketing), dan multimedia dengan mencaplok kepemilikan PT Karya Citra Prima yang saat ini sebagai pemegang saham mayoritas FORU sebesar 89,25%.

PT EMN sendiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di sektor energi terbarukan dengan salah satu portfolio bisnis di segmen panel surya. Sampai saat ini belum disebutkan apa tujuan dari pencaplokan emiten FORU oleh PT EMN

Namun mengingat portofolio bisnis yang bergerak di sektor renewable energy, maka ada kemungkinan aksi akuisisi ini ditujukan untuk backdoor listing. Untuk informasi backdoor listing merupakan strategi untuk menjadi perusahaan publik dengan mengakuisisi perusahaan yang sahamnya telah tercatat di Bursa Efek.

Hapsoro Kusmonohadi juga bagian dari pengendali saham distributor gas alam yaitu RAJA dengan porsi kepemilikan 32,74%, yang belakangan harga sahamnya melonjak ratusan persen, dimana per tanggal 16 Desember ini RAJA, secara YTD, harga sahamnya naik +419,23%.

Keagresifan Hapsoro melalui Basis Investment pun belum berakhir sampai disana, baru-baru ini dikabarkan bahwa Basis Investment berencana mengakuisisi saham emiten produsen bahan kimia tekstil yaitu PT Chemstar Indonesia Tbk. Akuisisi yang dilakukan Basis Investment pun digadang-gadang sebagai langkah perusahaan masuk ke bisnis yang peduli dan ramah lingkungan atau environmental, social, and corporate governance (ESG).

Ekspektasi investor pun cukup signifikan yang tercermin dari harga saham CHEM yang kemudian melonjak sebulan terakhir ini mencapai 127.37%. Secara kinerja keuangan dan strategi bisnis ke depan CHEM memang diinisiasi lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang telah diakuisisi Basis Investment sebelumnya.

Dari segi penjualan Bisnis CHEM terus tumbuh. Dengan angka penjualan kuartal III-2022 mencapai Rp 95,13 miliar atau telah tumbuh hampir sebesar 60% dibandingkan penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 59,72 miliar.

Masih ada kabar yang cukup menarik di luar sana mengenai suami Puan ini, bahwa Kongsi Hapsoro yang satu angkatan di dewan direksi dan komisaris PSKT berencana meng-IPO kan perusahaan dengan nama CBRE (PT Cakra Buana Resources Energi Tbk) yang bergerak di industri angkutan laut. Menurut prospektus IPO Cakra Buana, jumlah saham baru yang akan diterbitkan tersebut setara dengan 16,26% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan setelah IPO.

Sementara, harga penawaran saham CBRE dipatok sebesar Rp100 – Rp110 per saham. Dengan demikian, dana yang berpotensi diraup Cakra Buana dalam gelaran IPO ini mencapai Rp73,80 miliar sampai Rp81,18 miliar.

Dijelaskan juga dalam prospektus CBRE. bahwa sekitar 40,00% dana yang didapat dari hasil IPO ini akan digunakan oleh perseroan untuk mendukung rencana pembiayaan Belanja Modal atau Capital Expenditure (Capex) berupa penambahan satu set kapal Tug & Barge dengan ukuran 300 ft. Kemudian, sekitar 60,00% akan dipergunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan secara umum.

Disebutkan juga di dalam prospektus bahwa pemegang saham pengendali dan pemilik manfaat (beneficial owner) salah satunya adalah Suganto Gunawan melalui kepemilikan tidak langsung di perusahaan melalui PT Omudas Investment Holdco. PT Omudas Investment Holdco sendiri adalah bagian dari pengendali dengan kepemilikan 61,13% saham CBRE pasca IPO. Sedangkan, Suganto Gunawan merupakan bagian pengendali dari Omudas dengan kepemilikan saham Omudas mencapai 51%.

Suganto Gunawan sendiri memiliki hubungan bisnis bersama Happy Hapsoro lewat emiten perhotelan PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT). Sebagai informasi, Happy Hapsoro melalui PT Basis Utama Prima memiliki 40,00% saham mayoritas PSKT.

Bagaimana tidak, Suganto Gunawan yang saat ini menjadi Komisaris Utama CBRE ternyata pernah mengemban posisi Komisaris Independen PSKT selama periode 2014-2021

Begitupun dengan Hapsoro yang sempat menjadi Komisaris Utama PSKT sebelum mengundurkan diri pada Agustus 2021, diikuti dengan pengunduran diri Suganto Gunawan.

Tak hanya Suganto, Komisaris CBRE Suwito pun masuk dalam jajaran direksi PSKT, sebagai Direktur Utama PSKT sejak 2014 hingga saat ini. Selanjutnya Rivolinggo yang masuk dalam jajaran Komisaris Independen CBRE juga adalah Direktur Pengembangan Usaha PSKT sejak 2020 hingga saat ini.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Bagaimana Ceritanya Happy Hapsoro Berbisnis Gas ke Properti?

(Malik Haknuh/ayh)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts