gep-indonesia.org

Akhir Pekan Bursa Asia Pesta Pora, Hang Seng Meroket 7% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa Asia-Pasifik ditutup berterbangan pada perdagangan Jumat (11/11/2022) akhir pekan ini, di mana bursa saham Hong Kong memimpin setelah adanya kabar bahwa pembatasan terkait Covid-19 di China akan diperlonggar.

Beberapa bursa Asia-Pasifik ditutup melesat lebih dari 2%. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup meroket hingga 7,74% ke posisi 17.325,66, KOSPI Korea Selatan terbang 3,37% ke 2.483,16, Nikkei 225 Jepang melejit hingga 2,98% ke 28.263,57, dan ASX 200 Australia melonjak hingga 2,79% menjadi 7.158.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China ditutup melonjak 1,69% ke posisi 3.087,29, Straits Times Singapura melompat 1,74% ke 3.228,33, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,76% menjadi 7.089,21.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari China, ada isu bahwa pemerintah setempat akan memperlonggar waktu karantina untuk pelancong internasional, yakni dipangkas dua hari. Hal ini diumumkan oleh media pemerintah China.

Aturan yang direvisi menyatakan pelancong akan diminta untuk tinggal di fasilitas karantina selama lima hari, lebih pendek dari periode tujuh hari sebelumnya, dengan periode observasi di rumah selama tiga hari.

Alhasil, saham-saham terkait perjalanan, termasuk saham maskapai China di bursa Hong Kong ditutup melesat setelah adanya kabar tersebut.

Saham Cathay Pacific melonjak hampir 3%, Air China naik lebih dari 2%, China Eastern Airlines naik 6% tak lama setelah pengumuman. China Southern Airlines juga naik lebih dari 3%.

Sedangkan saham operator kasino, MGM China naik 8,41%, Wynn Macao naik 8,14%, Sands China melonjak lebih dari 11% dan Galaxy Entertainment naik 7,57%.

Goldman Sachs dalam sebuah catatan sebelumnya memperkirakan pasar China yang lebih besar akan melihat reli saham 20% setelah pembukaan kembali negara tersebut secara penuh.

Tak hanya itu saja, inflasi di Amerika Serikat (AS) yang kembali melandai membuat pelaku pasar di Asia-Pasifik cenderung optimis pada hari ini, sehingga mereka kembali memburu saham-saham dan membuat pasar sahamnya kembali bergairah.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS hanya naik 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sedangkan inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% (year-on-year/yoy). Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% (mtm) dan 6,3% (yoy).

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

“Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar,” kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.

“Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik,” tambah Courtney.

Ketika inflasi saat ini mulai mendingin, ekspektasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengurangi sifat hawkish pun kembali mencuat.

Menurut perangkat CME Fedwatch, peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) sebesar 85,4%. Sementara peluang kenaikan 75 bp mencapai 14,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Kode Keras Buat IHSG, Bursa Asia Melesat!

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Exit mobile version