7 Saham Big Cap Ini Buat IHSG Mager Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah tipis pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (8/2/2023), di mana pergerakan IHSG pada hari ini cenderung mendatar.

Read More

Per pukul 11:30 WIB, IHSG turun tipis 0,07% ke posisi 6.930,37. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900 pada sesi I hari ini.

Beberapa saham menjadi pemberat laju pergerakan indeks pada perdagangan sesi I hari ini, sehingga IHSG terkoreksi tipis.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.









Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
GoTo Gojek Tokopedia GOTO -5,73 120 -2,44%
Astra International ASII -3,55 5.800 -1,28%
Bayan Resources BYAN -1,97 19.300 -0,52%
Bank Central Asia BBCA -1,79 8.825 -0,28%
Bank Rakyat Indonesia BBRI -1,24 4.740 -0,21%
Bank Mandiri BMRI -1,22 10.150 -0,25%
Indo Tambangraya Megah ITMG 0,94 35.575 -2,53%

Sumber; Refinitiv & RTI

Saham emiten super apps yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada perdagangan sesi I hari ini yakni mencapai 5,73 indeks poin.

Kemudian disusul saham emiten ‘raja otomotif’ yakni PT Astra International Tbk (ASII) yang membebani IHSG sebesar 3,55 indeks poin dan ada juga saham batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang juga memperberat indeks sebesar 1,97 indeks poin.

Pergerakan IHSG cenderung mendatar pada hari ini, meski ada kabar baik dari Amerika Serikat (AS), di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa inflasi di AS sudah mencapai puncaknya.

Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell di Economic Club of Washington pada Selasa siang waktu setempat disambut positif oleh pelaku pasar. Kalimat-kalimat yang diucapkan Powell, membuat pelaku pasar sedikit lega, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko.

Hampir sama dengan pernyataannya pasca pengumuman kebijakan moneter pekan lalu, Powell menyebut proses disinflasi sudah dimulai.

Disinflasi artinya laju kenaikan harga yang lebih rendah dari sebelumnya. Pasar melihat inflasi di AS sudah mencapai puncaknya, dan kini mulai dalam tren penurunan.

“Proses disinflasi, proses di mana inflasi mulai menurun sudah dimulai, dan ini dimulai dari sektor barang yang berkontribusi seperempat ke perekomian. Tetapi jalan masih panjang, dan ini baru tahap paling awal,” kata Powell sebagaimana dikutip CNBC International, Selasa waktu setempat.

Ketika inflasi mulai menurun, maka peluang suku bunga The Fed tidak lebih dari 5%, seusai prediksi dan keinginan pasar akan menjadi lebih besar. Hal ini juga bisa berdampak bagus ke negara lain, dan dunia tentunya.

Tetapi, Powell juga memberikan catatan suku bunga bisa lebih tinggi dari yang sebelumnya diprediksi jika pasar tenaga kerja masih terus kuat atau inflasi yang kembali meninggi.

“Kenyataannya kami bertindak berdasarkan data. Jadi jika kita terus melihat data, misalnya pasar tenaga kerja yang kuat atau inflasi yang kembali meninggi, itu akan membuat kami kembali menaikkan suku bunga dan bisa saja lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya,” ujar Powell.

Artinya, data inflasi AS yang akan dirilis Selasa pekan depan akan menjadi perhatian besar, sebab data tenaga kerja masih sangat kuat. Meski demikian, untuk sementara pasar dibuat lega setelah Powell menyatakan inflasi sudah dalam proses menurun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Saham Orang Terkaya RI Bikin IHSG Batal Menghijau

(chd/chd)


Sumber: www.cnbcindonesia.com

Related posts